Sabtu, 16 Mei 2009

Penataan Jalan KH Abdul Halim


Rencana Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk melakukan penataan Jalan KH Abdul Halim tampaknya sudah final. Saat ini beberapa instansi terkait sudah mulai melakukan tugasnya masing-masing di lokasi jalan yang akan dilebarkan, seperti pengukuran lebar jalan, memberi tanda merah, dan menebang pohon di pinggir jalan.
Akibat penebangan pohon, arus lalu lintas melalui Jalan KH Abdul Halim ditutup untuk beberapa saat, dan dialihkan melalui daerah Tonjong. Kepala Bagian Humas Setda Majalengka, Iskandar Hadi SSos MSi menerangkan, dalam mewujudkan penataan Jalan KH Abdul Halim ada beberapa tahapan yang dilakukan pemerintah daerah. Setelah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya mendata kepemilihan lahan dan rumah.
Berikutnya, kata dia, baru akan dimusyawarahkan dan ditentukan berapa ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat. “Untuk soal harga ganti rugi, yang pasti akan mengacu kepada NJOP dan harga pasar berdasarkan kesepakatan. Yang pasti pemda tidak akan menjatuhkan harga ganti rugi di bawah NJOP. Tapi juga harga itu tidak bisa sekehendak hati,” beber Iskandar kepada Radar, kemarin.
Disebutkan, dalam menentukan penggantian juga ada tim penaksir dan melibatkan Badan Pertanahan Negara (BPN). Dijadwalkan Juni 2009 akan dimulai pelebaran jalan tersebut.
Diakuinya, pada umumnya masyarakat mendukung dan menerima rencana pelebaran Jalan KH Abdul Halim. Tentang rencana pembangunan jalan lingkar, kata mantan camat Cikijing itu, tetap akan dilakasanakan, tapi tidak tahun ini.
Masalahnya, kata dia, anggaran untuk jalan lingkar itu sepenuhnya dari APBD Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk melakukan penataan Jalan KH Abdul Halim anggarannya dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp15 miliar. “Penataan dan pelebaran Jalan KH Abdul Halim itu program provinsi dan kita hanya sharing anggaran Rp2 miliar,” sebut Iskandar.
Sebelumnya, Bupati H Sutrisno SE MSi mengatakan, jalan yang akan ditata sepanjang 5,76 km dari pintu gapura Kelurahan Munjul hingga Bunderan Cigasong. Lebar jalan yang akan ditata mencapai 15,5 meter. Kondisi jalan saat ini, sebut mantan wakil ketua DPRD Kabupaten Majalengka itu, ada yang hanya lebar 10 meter dan ada yang kurang.
Dijelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengalokasikan anggaran untuk penataan jalan mencapai Rp15 miliar. Dana sharing dari APBD Kabupaten Majalengka telah disiapkan Rp2 miliar, sehingga totalnya mencapai Rp17 miliar.
“Insya Allah pembangunan bandara internasional di Kertajati akan terwujud, karena Pemprov Jabar sudah mengalokasikan anggaran Rp100 miliar untuk pembebesan lahannya. Kalau proyek besar ini terwujud, maka akan banyak investor yang datang ke Kota Majalengka. Karena itu jalan kota harus kita tata dan kami memohon dukungan dari semua pihak,” tutur Bupati Sutrisno di hadapan warga.
Bupati Sutrisno menjelaskan, pembangunan jalan lingkar juga telah direncanakan. Tapi karena Jalan KH Abdul Halim merupakan jalan provinsi, maka dananya juga dari provinsi.

Angin di Majalengka


Jika Bandung punya julukan Paris van Java, maka Majalengka akan saya beri julukan Netherland van Java. Alasannya bukan karena di Majalengka terdapat bunga tulip, ataupun kincir angin. Tapi angin yang bisa kita gunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.

Sudah lumrah barangkali jika Majalengka adalah kota angin. Angin yang ada memang berbeda dari yang ada di kota lain. Angin Majalengka berhembus kencang dan ada setiap hari di musim kemarau. Angin tersebut dapat dirasakan di desanya sampai ke kota Majalengka. Begitu derasnya angin yang ada, malah dihambur-hamburkan percuma. Mungkin hanya menjadi santapan para pejalan yang kepanasan. Dengan angin itu, Majalengka terlihat lebih sejuk di siang hari, meskipun Majalengka nyata-nyatanya berada di daerah dataran rendah.

Angin yang berlimpah itu tak dapat dioptimalkan. Belum ada orang berpikir bahwa dengan angin itu kita dapat memajukan sumber daya alam kita. Saya berpikiran untuk membuat sebuah kincir angin layaknya di Belanda, untuk mengoptimalkan angin yang berlimpah itu. Dengan kincir angin itu, maka dapat dibangun stasiun pembangkit listrik tenaga angin. Dan kita dapat menghapus ketergantungan kita akan listrik dari daerah lain.

Banyak aspek lain yang membuat kincir angin ini perlu dibuat. Pertama adalah memanfaatkan sumber daya alam yang berupa angin untuk keperluan listrik agar kita dapat mandiri. Kedua, mendukung tercapainya target PLN untuk mengaliri listrik 100% di seluruh Indonesia pada 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Ketiga, seiring dengan dibangunnya bandara Internasional, kita dapat berpacu untuk segera memenuhi salah satu kebutuhan kita, dan bidang-bidang yang masih tertinggal. Keempat, menyerap tenaga kerja. Selama ini, orang Mjalengka bermata pencaharian sebagai tani dan PNS (sebagian besar), maka dengan ini, sumber daya manusia yang ada di Majalengka dapat digunakan. Tenaga ahli dari sektor Pendidikan pun dapat dimintai kontribusinya.

Dengan itu semua, semoga artikel saya ini dapat membuka mata sebagian orang untuk peduli dan sama-sama bertekad memajukan kota kita tercinta ini. Kita buktikan bahwa Majalengka bukanlah kota yang tertinggal. Siapa tau, dengan adanya angin yang ditunjang kincirnya, Mjalengka bisa menemukan julukan baru. Netherland van Java is not dream!

TV LOKAL MAJALENGKA DENGAN DANA RP 500 JUTA ?????????


Wuakakakak, aki seuri ngeunah maca berita di Radar Cirebon, Pemda Majalengka mau membangun TV lokal dengan dana rp.500 juta ???? Kalau untuk Radio Siaran Swasta mungkin cukup. Dikira gampang mengelola TV itu ???? Ya kalau nantinya hanya puter2 VCD/DVD saja mah mungkin saja. Hitung tuh biaya produksi harian siarannya ?????
Untuk produksi siaran Berita saja akan belepotan.
Kalau dana Rp.500 Milyar itu baru masuk akal, tapi dengan dana sebegitu besar juga belum tentu menghasilkan sasaran yg diinginkan.
Saya lihat mengelola Radio Siaran Storada Majalengka saja belum baik, apalagi mengelola sebuah stasion TV.
Sampai saat ini Radio Storada Majalengka status hukum nya masih RADIO GELAP sebab TIDAK MEMILIKI ISR (Izin Stasion Radio) dari Dirjen Postel. Radio radio yg resmi di Majalengka itu yg lengkap izinnya hany 2 Yaitu Radio Indra Swara dan Radio Fantasi, Radio Angkasa ISR nya terputus tetapi dalam rangka penyelesaian.
Kalau ada Razia yg tegas dari Dirjen Postel atau Balmon seperti hal nya di Bali dan Jawa Timur. Itu Storada bakal ditutup.
Wuakakak Laughing Shocked

Jabar Akan Miliki Bandara Internasional di Majalengka


Bogor (ANTARA News) - Provinsi Jawa Barat (Jabar) bakal memiliki bandar udara (Bandara) internasional sekelas Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Pembangunan bandara baru di Kabupaten Mjalengka itu rencananya akan dimulai pada 2011 dan diharapkan beroperasi pada 2015.

Kasubag Humas dan Protokoler Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor Eddy Rusjadi mengatakan di Bogor, Jumat, rencana itu diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Dodi Cahyadi di sela-sela Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Perhubungan Jabar di Balaikota Bogor, Kamis (19/3).

Pada Rakornis, Dodi Cahyadi menyatakan bahwa pembangunan bandara antarbangsa Majalengka akan dilakukan dalam beberapa tahap, di mana mulai 2009-2010 akan dibebaskan lahan seluas 1.800 hektar.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka mendukung penuh rencana pembangunan bandara di wilayah Jabar tersebut.

Gubernur Jabar dan Bupati Majalengka juga sangat mendukung dan  serius ingin mewujudkan pembangunan bandara di wilayahnya, karena penting baik secara internasional maupun nasional.

Menurut Eddy, agar pembangunan bisa terwujud fokus utamanya adalah pembebasan lahan. "Insya Allah dalam dua tahun anggaran yaitu 2009-2010 akan dibebaskan lahan seluas 1.800 hektar, bahkan pada 2009 telah disiapkan anggaran Rp100 miliar dengan target lahan yang dibebaskan seluas 500 hektar," katanya.

Bandara yang akan dibangun di Majalengka adalah bandara antarbangsa, karena kapasitas bandara Soekarno-Hatta sekarang ini sudah harus mulai dipertimbangkan, sehingga perlu bandara alternatif untuk mendukung kehandalan sistem transportasi udara.

Dipilihnya lokasi di Majalengka merupakan hasil kajian, karena
secara teknis maupun ekonomis Majalengka dinilai cukup baik untuk
pembangunan bandara bertaraf internasional, katanya.

Perubahan Majlalengka


Hari Ulang Tahun Majalengka sebagai Pesta Perubahan


”Majalengka??”
”Majalengka itu daerah mana ya?”
”Kok saya tidak pernah mendengar nama Kota Majalengka?”

Itu adalah respon beberapa mahasiswa saya ketika menyebut Majalengka sebagai kota kelahiran saya.

”Oh, Majalengkla! Ya, saya tahu!”
”Oh, Majalengka itu daerah yang berdekatan dengan kota Bandung, ya?”
”Oh, Majalengka itu daerah yang terkenal dengan kue borondong, ya?”

Dan ini adalah reaksi dari beberapa rekan dosen ketika saya memperkenalkan Majalengka sebagai tempat saya dibesarkan. Saya pikir mereka benar-benar mengetahui keberadaan Majalengka, tetapi ternyata keliru; mereka menyamakan Majalengka dengan Cicalengka.

Ada beberapa tetangga saya yang mengenal Majalengka karena mereka rajin menonton televisi, tetapi nada negatiflah yang muncul.

”Oh, Majalengka itu daerah yang terkenal dengan sarang terorisnya?”
”Oh, Majalengka itu daerah yang sering terkena gempa bumi?

Atau jika ada teman-teman yang tahu dan pernah mengunjungi Majalengka, kota yang konon katanya penghasil kecap ini hanya dijadikan bahan guyonan. Secara berseloroh beberapa teman bersyukur bahwa Majalengka tidak memiliki stasiun kereta api. Bila itu terjadi niscaya lokomotif dan ekor kereta; masing-masing akan berada di luar kota pada saat kereta berhenti di stasiun Majalengka. Hehe..


Di sebuah tayangan infotainment seorang artis cukup terkenal bercerita bahwa ia akan menikah dengan seorang pengusaha yang berasal dari Cirebon. Padahal, yang ia maksud adalah seorang pengusaha genteng bermerek terkenal dari Jatiwangi dan Jatiwangi adalah bagian dari Majalengka, bukan Cirebon. Malukah artis tersebut memiliki suami yang berasal dari Majalengka hingga ia tidak menyebutkan daerah asal calon suaminya?

Trenyuh, gusar, dan kaget! Mengapa semua ini terjadi? Apakah Majalengka, kampung halaman tempat saya dibesarkan begitu kampungkah sampai-sampai jarang orang mengetahui keberadaan Kota Majalengka?
Di hari ulang tahun Majalengka ini, mari kita merenungkan keadaan Majalengka, kampung halaman yang kita cintai ini.

Kita boleh bangga bahwa pendiri PT Astra Internasional, William Surjadjaja, adalah putra Majalengka yang merupakan salah satu tokoh dan pebisnis yang sukses. Bukan saja telah mendirikan sebuah perusahaan yang dihormati baik di dalam maupun di luar negeri oleh karena profesional dan integritasnya, melainkan lebih dari itu, melalui visi dan komitmen sosialnya, ia telah membuktikan sumbangsihnya kepada bangsa Indonesia dalam mengangkat ekonomi nasional. Lelaki yang lahir di Majalengka pada 20 Desember 1923 ini mampu menciptakan lapangan kerja bagi puluhan ribu masyarakat Indonesia, tetapi apakah kita cukup bangga dengan Majalengka hanya karena William Surjadjaja lahir di Majalengka?? Apa sepakterjangnya sendiri untuk Majalengka?

Kita pun sah-sah saja bangga pada Majalengka karena sanggup melahirkan seniman seperti Ayip Rosidi atau penyanyi seperti Elvi Sukaesih, atau pelawak seperti Sule yang tergabung dalam grup lawak SOS atau sosok-sosok lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Namun, sekali lagi, apakah kita cukup puas dengan mereka yang sudah terkenal hanya karena lahir di Majalengka?? Apa sumbangsihnya sendiri bagi pembangunan dan perekonomian Majalengka?

Majalengka harus memiliki diferensiasi jika ingin maju. Jika ingin maju Majalengka harus BERUBAH. Lihatlah Gorontalo yang tak semua orang mengenal daerahnya, tetapi kini terkenal sebagai daerah pengekspor jagung terbesar di Indonesia. Atau Ubud, desa terpencil, siapa yang sangka bahwa dahulu Ubud adalah salah satu desa kecil di sebuah bukit di Bali; daerah yang tertutup dan berhutan lebat sehingga para turis pun merasa takut dan tidak berani menginjakkan kakinya di Ubud. Ubud tidak akan pernah menjadi daerah kunjungan wisata kalau tak ada seseorang yang dengan sungguh-sungguh melakukan PERUBAHAN. Sang pengubah itu adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati, Raja Ubud.

Semasa hidupnya, GA Sukawati sangat memerhatikan kesenian. Ia berpikir, rakyatnya tidak bisa hidup seperti ini terus-menerus. Kemudian, ia pun mulai mencari jalan agar warganya bisa membuat karya-karya seni secara lebih indah dan lebih bernilai. Oleh karena itu, setiap kali ia mendengar ada pelukis hebat datang ke Bali, ia ajak ke Ubud. Ia memburu orang-orang terkenal seperti Affandi, Walter Spies, Hanz Snell, dan Antonio Blanco. Dijemputnya di pelabuhan. Bahkan diberikannya rumah. Syaratnya hanya satu: Tolong ajarkan anak-anak Ubud melukis. Antonio Blanco adalah salah satu dari beberapa pelukis terkenal yang banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan seni lukis di Ubud. Bahkan, ia sampai jatuh cinta dengan gadis Bali dan menetap hingga akhir hayatnya. Konon, sebelum kedatangan para pelukis terkenal, lukisan seniman Ubud terbatas hanya pada tema-tema yang lazim ditemui pada epos Mahabarata dan Ramayana. Sekarang mereka bisa menghasilkan karya-karya yang sangat ekspresif dengan multitema.

Gagasan sederhana itu sekarang sangat dinikmati orang-orang Bali. PERUBAHAN telah mengantarkan Ubud menjadi daerah wisata. Berkat keseniannya yang sangat istimewa, dan alam pegunungan yang dikelilingi persawahan yang indah, Ubud dikenal sebagai daerah kunjungan wisata yang sangat digemari dan bernilai ekonomis sangat tinggi. Di sepanjang jalan di Ubud, kita akan bertemu dengan selebritis dunia, guru-guru besar dari universitas terkenal di dunia, serta usahawan mancanegara. Mereka mengayuh sepeda, mengunjungi musium, memborong lukisan dan karya-karya seni.


Hari ulang tahun adalah hari yang penuh dengan harapan. Saya berharap hari ulang tahun Majalengka ini dapat dijadikan HARI PERUBAHAN.
Menjelang pemilihan kepala daerah Kabupaten Majalengka 2008 – 2013, saya berharap masyarakat dapat menentukan pilihan yang tepat pada figur calon pemimpin mendatang yang akan memimpin Kota Majalengka dengan suatu PERUBAHAN. Seorang pemimpin yang mampu melanjutkan pembangunan yang saat ini mulai berkembang. Seorang pemimpin yang mampu membangun Kota Majalengka dengan suatu PERUBAHAN sehingga menjadi kota yang memiliki diferensiasi yang signifikan. Pemimpin yang mampu membuat masyarakatnya bangga terhadap daerahnya sendiri.

Saya berharap orang yang akan memimpin kelak adalah seorang pemimpin yang mampu menciptakan PERUBAHAN. Ia tidak terpaku dan berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhannya. Ia bahkan menawarkan tujuan-tujuan baru untuk dicapai bersama-sama maka lebih dari sekedar manajer, ia adalah seorang pentransfer yang memberikan inspirasi kepada para pengikutnya. Ia mengajak orang-orang melihat apa yang ia bisa lihat dan mengajak mereka semua agar bisa mencapai tujuan tersebut.

Di hari ulang tahun Majalengka ini, saya berharap agar Majalengka menjadi kota kebanggaan masyarakat Majalengka di mana pun berada, termasuk warga yang berada di luar Majalengka. Suatu saat Majalengka akan dikunjungi para investor yang akan turut membangun Kota Majalengka dengan segala potensi yang ada. Suatu saat Majalengka menjadi daerah yang banyak dikunjungi para wisatawan yang menikmati pemandangan indah Gunung Tilu, Gunung Margatapa, Gunung Ciremai, atau Gunung Kuda dan kembali ke daerahnya dengan membawa oleh-oleh kecap yang rasanya tak kalah dengan kecap produk Indofood, atau menenteng opak dan rengginang, makanan khas Majalengka, dengan berbagai aroma dan rasa seperti rasa keju, rasa ayam, atau strawberi. Atau, mengantungi buah duwet, buah khas Majalengka, yang rasanya tak kalah segar dengar buah anggur.

Bayangkan, suatu saat nanti di Majalengka berdiri universitas berstandar dunia meskipun universitas itu merupakan lisensi universitas asing. Bayangkan, hampir setiap rumah di Indonesia menggunakan atap genteng dan hiasan batu alam produk Majalengka yang kualitasnya pantas dibanggakan. Bayangkan!

Semoga saya dan warga Majalengka lainnya bisa membanggakan Kota Majalengka sebagai kota kelahirannya. Dengan bangga saya akan memberi tahu mahasiswa, teman-teman, dan tetangga saya bahwa saya bangga dengan Majalengka. Saya bangga karena Bupati Majalengka, Ibu Tuti Hayati Anwar adalah wanita Indonesia pertama yang duduk menjadi bupati di Indonesia sejak 1997. Saya bangga karena berbagai penghargaan sudah diterimanya. Saya bangga karena beliau sanggup menorehkan prestasinya dengan mengubah citra Kota Majalengka sebagai kota ”senja” menjadi kota yang ”hidup” baik di siang hari maupun di malam hari.

Saya ingin memberitahukan mahasiswa, teman-teman, dan tetangga saya bahwa saya bangga dengan Majalengka. Saya bangga karena Majalengka pernah melahirkan raja bola Indonesia, Irwan Suryondo. Melalui sebuah misi dagang di Belanda ia berhasil ambil bagian sebagai pemasok bola yang disepak-sepak oleh kaki-kaki para pemain kesebelasan dunia di kancah Piala Dunia Prancis pada 1998.


SELAMAT HARI ULANG TAHUN KOTA KELAHIRANKU, MAJALENGKA
Semoga tangan-tangan terampil yang memimpin Majalengka lebih kreatif mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya, yang mampu melihat dengan terang kesempatan-kesempatan indah yang ada di balik setiap kesulitan karena pemimpin kreatiflah yang dibutuhkan dalam melakukan PERUBAHAN.

Seni Sampyong


Warga Majalengka, Jawa Barat memiliki seni tradisional yang mengambarkan peperangan yaitu seni sampyong. Kesenian ini merupakan seni duel dengan menggunakan rotan. Namun pesertanya harus orang yang sudah cukup umur agar bisa mengendalikan emosi.

Iringan gamelan peserta seruling merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni sampyong. Selain untuk menarik minat penonton untuk datang, tetabuhan ini juga semakin menambah semangat para penari.

Setelah terbentuk kalangan atau lingkaran, salah seorang sesepuh langsung bertindak sebagai malandang atau wasit. Tanpa di komando, biasanya akan muncul para lelaki yang akan mencoba menjadi peserta duel dengan mengambil rotan pemukul.

Malandang juga bertindak sebagai orang yang menyeleksi peserta duel. Jika dianggap belum cukup umur, seorang laki-laki tidak diperkenankan menjadi peserta sampyong.

Setelah rotan diadu, tanda dimulainya duel kedua peserta dan malandang terlebih dahulu ngibing atau berjoged mengikuti irama gamelan. Biasanya seorang peserta sampyong akan memulai pukulan saat lawannya lengah.

Namun uniknya, pukulan ke arah lawan harus disesuaikan dengan ketukan irama gamelan. Setiap peserta memiliki kesempatan untuk memukul tubuh lawannya dengan rotan sebanyak tiga kali. Hal ini sesuai dengan arti sampyong yang berasal dari bahasa Cina. Sam berarti tiga dan poyong berarti pukulan.

Permainan sampyong ini lebih bertujuan untuk menghibur dan mengasah sportifitas. Jika seorang sampyong terpancing emosinya, malandang atau wasit berhak mengusirnya.

Namun sayang, keberadaan seni sampyong kurang diminati kaum muda. Pagelaran sampyong ini rata-rata dimainkan oleh generasi tua. Padahal jika tidak diteruskan generasi muda, kesenian khas Majalengka ini bisa cepat punah
 

Majalengka Kota Angin Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino